Your avatar

Kegiatan Peningkatan Kinerja Pendataan Pendidikan

Pusat Data dan Statistik Pendidikan Kemendiknas bersama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas mulai mengadakan Validasi Data Pendidikan Tahun 2011 untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK tanggal 14 – 16 Juni 2011. Maksud dari kegiatan pendataan terkait Peningkatan Kinerja Pendataan Kabupaten/Kota dalam rangka Lembaga Pendataan Pendidikan Terbina adalah memberikan pembekalan kepada petugas satuan pendidikan (sekolah) dalam melakukan pendataan pendidikan.
Adapun Tujuan kegiatan Peningkatan Kinerja Pendataan Kabupaten/Kota dalam rangka Lembaga Pendataan pendidikan Terbina adalah memberikan pengetahuan tentang pengelolaan pendataan pendidikan yang mencakup;
  1. Proses pengisian instrumen
  2. Validasi Data Satuan Pendidikan
  3. Penjelasan Nomor Identitas Satuan Pendidikan (NISP)
Ruang lingkup dari kegiatan Peningkatan Kinerja Pendataan Kabupaten/Kota dalam rangka Lembaga Pendataan Pendidikan Terbina ini meliputi pengarahan, tutorial, diskusi dan tanya jawab.
Hasil yang diharapkan dari Peningkatan Kinerja Pendataan Kabupaten/Kota dalam rangka Lembaga Pendataan Pendidikan Terbina adalah ;
  1. Tersosialisasinya prosedur pengisian instrumen untuk satuan pendidikan (sekolah) sehingga peserta memahami dan mampu mengisi instrumen satuan pendidikan (LI) dengan baik, akurat dan benar
  2. Tervalidasinya Data Satuan Pendidikan (sekolah)
  3. Tersosialisasinya Nomor Identitas Satuan Pendidikan (NISP) sebagai Nomor identitas unik satuan pendidikan yang sedang dikembangkan.
Khusus UPK Cilongok mengirimkan tujuh orang utusan mewakili lima gugus yang ada dan satu orang mewakili SD Swasta serta stu orang lagi dari staff UPK Cilongok sendiri, mereka aalah :

  1. Kuswanto, S.Pd  ( Kepala SDN 1 Cilongok )
  2. Wartono, S.Pd  ( Kepala SDN Panembangan )
  3. Darsono, S.Pd  ( Kepala SDN 2 Jatisaba )
  4. Pandie Sukrahono, S.Pd  ( Kepala SDN 2 Pageraji )
  5. Puji Widadi, S.Pd  ( Kepala SDN Kalisari )
  6. Rochman, S.Pt ( Kepala SD IM Cipete )
  7. Deden Muktiarto ( Staff UPK Cilongok )

Kurikulum PKN SD terlalu...


Kurikulum PKN SD Terlalu Berat
12 Mei 2011
7:37
Jakarta-Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) mengakui  kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan (PKN ) untuk siswa Sekolah   Dasar (SD) terlalu berat. Akibatnya, banyak orang  tua murid yang mengeluhkan materi ajar untuk anaknya.
Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan ( Puskurbuk) Kemendiknas, Diah Harianti mengatakan, banyak desakan untuk segera merubah kurikulum PKN jenjang pendidikan dasar, terutama SD, perubahan tersebut tidak mengubah mata pelajaran yang dulunya bernama Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) tersebut. Tapi hanya penataan kurikulum.
"Kebijakan akan berlaku ke seluruh mata pelajaran. Kita akan konsentrasi  kepada pendidikan jenjang SD karena banyak keluhan orang tua. Kita sudah berusaha supaya materi tidak terlalu banyak. Tapi porsinya sekarang masih terlalu banyak," tegas Diah di Jakarta, kemarin (12/5).
Menurutnya, materi di kurikulum akan dirampingkan, terutaman jenjang SD. Beberapa pihak menilai konten yang diajarkan terlalu tinggi dibandingkan kemampuan siswa.
"Misalnya antara buku dan kurikulumnya. Di SD kelas IV diajarkan tentang kewarganegaraan, juga diberikan materi tentang tata negara seperti kelurahan, kecamatan, dan DPR, fungsi tugas itu menurut kita terlalu berat sehingga akan ditata kembali, mana yang betul-betul  diperlukan untuk anak SD dan mana  yang tidak, " papar Diah.
Diah memaparkan,  sebetulnya materi ajar yang ada sekarang ini sudah bagus, ada delapan ruang lingkup mencakup Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila. Hanya saja, mata pelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan adalah jenis civic dan citizen education, sehingga tidak hanya Pancasila dan ideologi saja.Tapi juga tentang civic education seperti tata negara dan hak asasi manusia (HAM).
"Padahal tempatnya (jampel-Red) hanya 2 jam di kelas I sampai 12 (3 SMP). Jadi mungkin orang melihat kenapa kemudian menjadi terlalu sedikit dibandingkan dengan keperluan materi lain. Karena memang civic education tidak hanya mengajarkan tentang Pancasila saja, juga diajarkan tata negara, " ucapnya.
Untuk materi PKN di jenjang universitas, Diah menegaskan pihaknya tidak mengurusi masalah tersebut. Sudah ada badan khusus yang mengaturnya. "Harusnya itu ke dikti ( Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi), karena mereka yang memiliki kewenangan . Kami dari puskurbuk pengembangan hanya ke pendidikan dasar dan menengah," jelasnya.
Terlalu beratnya materi dalam kurikulum , kata Diah, membuat Kemendiknas berencana mengatur penuh empat mata pelajaran, yaitu Agama, Bahasa Indonesia, PKN, dan Matematika. Sebelumnya pemerintah pusat hanya memberikan bantuan teknis dan pengawasan kepada daerah dalam menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). "Ini baru wacana saja yang harus melibatkan Badan Satandar Nasional Pendidikan (BSNP). Kita akan melakukan kajian dengan berbagai pihak . Kita lihat ada beberapa hal yang harus diperbaiki akibat perkembangan di masyarakat," tuturnya. (cdl)

Daftar Sekolah... ( klik untuk baca selengkapnya )

DAFTAR SEKOLAH PENERIMA PROGRAM SCHOOL-NET BANYUMAS 2011
No. Sekolah Telepon (+0)
1 MTS N MODEL PURWOKERTO  281636637
2 MTS USHRIYYAH PURBALINGGA  281896678
3 S M P N 5 BANYUMAS 282542119
4 SD N 3 BOBOSAN 281628329
5 SD N 3 BOJONG 281896744
6 SD N 3 KROYA 282494286
7 SD N 3 PEKUNCEN 282492929
8 SD N 3 PURBALINGGA LOR 281895303
9 SD N 3 PURBALINGGA WETAN 281894383
10 SD N 3 PURWOKERTO KULON  281623064
11 SD N 4 KEDUNG WULUH 281641608
12 SD N 4 PURWOKERTO UTARA 2816841928
13 SD N 4 PURWOKERTO KIDUL 281643349
14 SD N 4 PWT LOR 281624461
15 SD N 6 KEDAWUNG KROYA 282494541
16 SD N 6 KEDUNGWULUH  281624644
17 SD N 9 KRANJI  281624145
18 SD N BANJARANYAR 2816439364
19 SD N BENTUL 2816847708
20 SD N JATILAWANG 2816848712
21 SD N KANDANG GAMPANG 1 281892674
22 SD N KARANGRAU 2816846741
23 SD N KAWUNG CARANG 2816842927
24 SD N WIRADADI 2816846380
25 SMA ADVENT BANYUMAS 282533663
26 SMA ANTO AGUSTINUS 281892424
27 SMA BRUDERAN PURWOKERTO 281636428
28 SMA JENDRAL SUDIRMAN 281632439
29 SMA KARYA BAKTI BANYUMAS 2816848733
30 SMA KARYA BHAKTI 1 PURBALINGGA 281891764
31 SMA MUHAMMADIYAH 1 PURBALINGGA 281891621
32 SMA MUHAMMADIYAH 1 PURWOKERTO 281633373
33 SMA N 1 PURBALINGGA 281891019
34 SMA N 1 PURWOKERTO 281636293
35 SMA N 1 SOKARAJA 281694154
36 SMA N 2 PURBALINGGA 281892180
37 SMA N 2 PURWOKERTO 281635057
38 SMA N 3 PURWOKERTO 281639710
39 SMA N 4 PURWOKERTO 281636584
40 SMA N 5 PURWOKERTO 281635277
41 SMA N BANYUMAS 281796045
42 SMA N BATURADEN 281681159
43 SMA N JATILAWANG BANYUMAS 281511057
44 SMA N PATIKRAJA 2816844577
45 SMA N WANGON 281511826
46 SMA PGRI CABANG WONOSOBO 286323572
47 SMA VETERAN PURWOKERTO 281631861
48 SMK BAKTI PURWOKERTO 281636740
49 SMK BINA TEKNOLOGI BANYUMAS 281638328
50 SMK BUDI UTOMO SOKARAJA 281694153
51 SMK CENDEKIA PERKASA 2816590052
52 SMK DIPONEGORO 1 PURWOKERTO 281623407
53 SMK KARYA BHAKTI 1 PURBALINGGA 281892110
54 SMK KARYA TEKNOLOGI 1 2816848732
55 SMK KESATRIAN PURWOKERTO 281636122
56 SMK MA'ARIF NU 1 CILONGOK 281655337
57 SMK MUHAMMADIYAH 1 PURBALINGGA 281895768
58 SMK MUHAMMADIYAH 1 PURWOKERTO 281632856
59 SMK MUHAMMADIYAH 3 PURWOKERTO 281638776
60 SMP N 1SUMPIUH 281497585
61 SMP N 2 BANYUMAS 1043
62 SMP N 2 BANYUMAS  281637862
63 SMP N 2 BATURADEN 281681125
64 SMP N 2 KALIBAGOR 281796574
65 SMP N 2 KALIMANAH 281895519
66 SMP N 2 KEDUNGBANTENG 281629894
67 SMP N 2 KUTASARI 281894743
68 SMP N 2 REMBANG  2816590386
69 SMP N 2 SOKARAJA 281694133
70 SMP N 3 BANYUMAS 281796232
71 SMP N 3 KALIBAGOR 281694706
72 SMP N 3 PURBALINGGA  281895322
73 SMP N 3 PURWOKERTO 281637842
74 SMP N 5 PURWOKERTO 281635025
75 SMP N 6 PURWOKERTO 1044
76 SMP N 7 PURWOKERTO 281635822
77 SMP N KEBASEN 2816847717
78 SMP PANCASILA JATILAWANG 281511068
79 SMP PGRI PENGADEGAN 2816591162
80 SMP PGRI PURWOKERTO 281623832
81 SMP PURNAMA PURWOKERTO 281635492
82 SMP YOSSUDARSO SUKARAJA 2816844105
83 SMP YPE PATIKRAJA 2816844692
84 MA AL-IKHSAN  281630929
85 MA MUHAMMADIYAH WELERI 281636520
86 MA N PURBALINGGA  281891691
87 MA N PURWOKERTO 1  281637509
88 MA N PURWOKERTO 2  281633990
89 MA PPPIMIFTAHUSSALAM  281796121
90 MI CILONGOK 281655239
91 MI ISTIQAMAHSAMBAS 281894594
92 MI MA'ARIF NU SIDABOA 2816438712
93 MI N PURWOKERTO  281626481
94 MIM WIRASANA 2816599590
95 MTS AL-HIKMAH KALIKABONG  281892980
96 MTS AL-ITTIHAAD 281622272
97 MTS MA'ARIF NU 1 CILONGOK  281655331
98 MTS MA'ARIF NU 1 WANGON  281511786
99 MTS MARIF NU 2816591178
100 MTS MUHAMMADIYAH 01 2816597190
101 MTS MUHAMMADIYAH 08 PURBALINGGA 2816591607
102 MTS MUHAMMADIYAH 09 PENGADEGAN 2816591130
103 MTS MUHAMMADIYAH 1 PURBALINGGA  281891382
Sumber : Telkom Jateng

Membuat Jaringan Wifi ( Wireless )


Membuat Jaringan Wifi ( Wireless ) tanpa koneksi internet pada Microsot Windows
Perangkat yang dibutuhkan :
  1. Router/Switch Wireless. Beberapa merek yang sering digunakan adalah Syslink, TP-Link dan D-Link. Kecepatan transmisi data wireless yang didukung rata-rata 54Mbps. Untuk pemakaian SOHO (Small Office Home Office) kisaran harga dibawah 400rb-an. Untuk kantor yang kecil atau pemakaian rumah, anda hanya perlu 1 perangkat ini saja.
  2. Wireless Adapter. Alat ini digunakan hanya pada PC atau laptop yang belum mendukung akses WiFi. Untuk kemudahaan instalasi gunakan yang bertipe konektor USB, sedangkan untuk ketahanan gunakan yang bertipe konektor PCI. Kisaran harga dibawah Rp. 150rb-an. Cari minimal yang sudah mendukung 802.11 g dan sebaiknya jika membeli lebih dari 1 wireless adapter, usahakan memiliki tipe yang sama.
3. Kabel UTP + Konektor RJ-45 (biasanya sebagai bonus pada pembelian Router Wireless)
4. Jika anda ingin membangun hotspot (WiFi dengan koneksi internet) anda perlu membeli modem ADSL router. Modem ini nantinya dihubungkan ke Router Wireless.

    Langkah Instalasi

    1. Setup Router Wireless
    Model Router Wireless bisa bermacam-macam, namun akan memiliki ciri khas memiliki port untuk koneksi ke modem ADSL, port RJ-45 dan port Power. Yang anda lakukan selanjutnya adalah :
    1. Hubungkan kabel UTP ke salah satu port jaringan wired yang ditandai oleh angka 1 - 4, tidak masalah dihubungkan ke port nomor berapapun, dengan komputer/laptop anda untuk operasi SETUP
    2. Hubungkan port Power ke sumber listrik (PLN)
    3. Tunggu beberapa saat hingga router dikenali oleh komputer/laptop
    4. Buka browser internet (Firefox atau Internet Explorer)
    5. Ketikkan alamat IP router wireless tersebut. Untuk router merek linksys adalah http://192.168.1.1 atau baca petunjuk
    6. Ketikkan username dan password untuk login ke menu setup router wireless. Untuk merek linksys ketikkan 'admin' tanpa tanda kutip di kolom username dan password atau baca petunjuk
    7. Jika username dan password benar maka anda akan melihat aplikasi untuk keperluan setting router wireless
    8. Beri nama jaringan wireless (SSID). Berikan nama yang unik untuk membedakan dengan jaringan wireless terdekat (jika ada)
    9. Atur visibility supaya jaringan wireless 'terlihat' (visible). Anda tidak perlu khawatir dengan masalah keamanan, sebentar lagi kita kasi password kok ;)
    10. Atur mode untuk tipe jaringan 802.11 menjadi 'g' saja jika semua tipe wireless adapter anda adalah 'g'
    11. Untuk kepentingan security, pilih dari salah satu tipe enkripsi : WEP, WPA, WPA2. Yang paling aman adalah WPA2. Jika memilih WPA2 anda harus menentukan 'Pre-Shared Key' yang akan berlaku seperti password. Tentukan pre-shared key antara 8-63 karakter. Catat, ingat dan simpan baik-baik pre-shared key ini. Nantinya siapapun yang ingin terhubung ke jaringan wireless yang anda buat, harus mengetikkan pre-shared key yang anda buat sekarang ini.
    12. Simpan setting dengan menekan tombol save, browser anda akan refresh untuk menerapkan setting yang baru dibuat.
    13. Selesai. Cabut kabel UTP dari port RJ-45 di router wireless
    Untuk hasil maksimal, tempatkan router wireless ditempat yang tinggi, di tengah ruangan. Sehingga dapat menjangkau setiap komputer/laptop client .

    2. Setting Client
    1. Install driver wireless adapter dari CD dalam kotak pembungkus ke tiap komputer yang akan dipasangi wireless adapter.
    2. Koneksikan wireless adapter ke port yang sesuai di komputer/laptop. Jika anda membeli wireless adapter dengan tipe PCI maka anda harus membuka casing PC dan memasangkannya di port PCI yang tersedia. Akan lebih mudah halnya jika anda menggunakan wireless adapter dengan port USB. Jangan lupa matikan PC dan cabut kabel power dari stop kontak sebelum anda membuka casing PC.
    3. Pastikan bahwa wireless adapter dikenali dengan baik oleh komputer/laptop.
    4. Jika wireless adapter terinstal dengan benar, maka di systray akan muncul notifikasi bahwa jaringan wireless terdeteksi

    Kini anda telah dapat terhubung ke jaringan wireless yang telah anda buat, jangan lupa masukkan pre-shared key jika diminta oleh jaringan.

    Nah, kini anda bisa menggunakan jaringan wireless untuk berbagi-pakai file, print lewat jaringan atau untuk menjalankan aplikasi berbasis web.

    Gaya Mengasuh Anak

    Anda pernah membaca buku Battle Hymn of the Tiger Mother? Karya Amy Chua ini merupakan best seller tengah yang menjadi perbincangan warga dunia. Dalam memoarnya, ibu dari Sophia (18 tahun) dan Louisa (14 tahun) itu menceritakan kesuksesan serta kesalahan yang dibuatnya dalam mengasuh anak dengan gaya tradisional Cina.
    Orang tua Cina memang terkenal otoriter. Kedisiplinan dan kerja keras demi menggapai sukses mereka pertahankan di manapun berada. “Ini menjadi nilai yang diakui bersama oleh warga Cina,” jelas sosiolog Erna Karim.
    Di satu sisi, Amy mendapat acungan jempol atas hasil pengasuhannya. Di usia 14 tahun, jemari si sulung, Sophia, lincah menari-nari di atas tuts piano di Carnegie Hall. Sedangkan, adiknya, Louisa memainkan biola tanpa sedikitpun nada sumbang. Seolah memenuhi tuntutan sang bunda, keduanya juga tampil sebagai jagoan akademik.
    Kenyataan itu membuat banyak orang—terutama di Amerika—terusik. Standar kesuksesan anak Amy seolah menjadikan mereka sebagai orang tua yang gagal. Di samping itu, mereka menganggap profesor hukum dari Yale University kejam terhadap anak. Sebab, ibu yang menikah dengan pria Yahudi itu mengekang kedua putrinya dari kehidupan sosial. Mereka tak memiliki pengalaman menginap di rumah teman, pergi pesta, atau ikut pementasan drama.
    Amy menuntut Sophia dan Louisa meraih nilai sempurna di semua mata pelajaran, kecuali olah raga dan drama. Masing-masing juga harus rutin berlatih alat musik yang dipilihkan sang bunda. Sebegitu kerasnya terhadap anak, Amy bahkan tidak mengizinkan Louisa istirahat sejenak untuk sekadar ke kamar kecil sampai gesekan biolanya merdu memainkan lagu Little White Donkey.
     Erna mengatakan orang Cina memiliki alasan kuat ketika memberlakukan gaya pengasuhan otoriter pada anaknya. Kedisiplinan dan kegigihan adalah sikap yang mereka perlukan untuk dapat bertahan hidup. “Anak-anak Cina juga terbiasa tidak tergantung pada orang lain dan selalu berusaha meningkatkan kompetensi diri.”
    Anak-anak Cina juga sejak kecil telah diperkenalkan pada falsafah hidup. Mereka akan berusaha untuk tidak mempermalukan keluarga. “Dengan didikan seperti itu, generasi muda Cina memang banyak yang sukses namun emosinya datar,” komentar psikolog A Kasandra Putranto.
    Sementara itu, gaya pengasuhan ala Amerika juga ada plus-minusnya. Orang Amerika lebih permisif dan sangat memperhatikan faktor psikologis anak. “Pola asuh seperti itu memang membuat anak dapat menjalani hidup sesuai pilihannya namun mengkondisikan mereka menjadi anak yang besar kepala dan seenaknya,” cetus Kasandra yang menjabat sebagai wakil ketua Himpunan Psikologi Indonesia wilayah DKI Jakarta.
    Bagaimana dengan Indonesia? Kasandra menyimpulkan orang tua Indonesia berada di antara dua kutub gaya pengasuhan Cina dan Amerika. “Lantaran tiap pola asuh memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri, kita tidak bisa mengatakan mana yang terbaik.”
    Sementara itu, Erna memperhatikan masyarakat Indonesia sangat plural. Ragam etnik dan agama mempengaruhi nilai-nilai yang dipergunakan orang tua dalam mendidik anaknya. “Lantas, pola pengasuhan di desa juga berbeda dengan di perkotaan.”
    Masyarakat desa, lanjut Erna, lebih permisif. Orang tua cenderung membiarkan anaknya berkembang tanpa pendampingan yang sesuai dengan tuntutan zaman. “Perhatian mereka terkuras untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi.”
    Lalu, di perkotaan, orang tua tampak lebih akomodatif. Kebanyakan dari mereka mencoba menyediakan sarana yang memenuhi nilai-nilai moderenisasi. “Fokus mereka pada prestasi akademik dan persaingan masa depan,” papar Erna.
    Itu sebabnya, orang tua perkotaan sibuk memasukkan anaknya ke berbagai kursus. Terutama, komputer dan bahasa Inggris. “Lalu, kebutuhan otak kanan yang mencakup bidang kesenian juga diakomodasi,” jelas Erna.
    Bahan renungan
    Untuk mengantarkan anaknya pada keberhasilan, Amy menentukan kegiatan anaknya. Ia berpendapat hingga berusia pra remaja, anak belum dapat secara objektif menilai. Otomatis, mereka harus mengikuti pilihan orang tua.
    Terlepas dari kesuksesannya dalam membesarkan anak, Amy mengaku membuat sejumlah kesalahan sepanjang perjalanan. Ia gampang naik darah, kasar dalam perkataan, dan kurang memberikan keleluasaan memilih pada putrinya. Ia juga tak segan memberi hukuman.
    Amy memang mengkritik pola asuh Barat yang cenderung lunak pada anak. Ketika anak kehilangan semangat belajar biola, orang tua Barat dengan cepat menawarkan alternatif alat musik lain yang lebih mudah dikuasai. Sebaliknya, Amy justru memberi dukungan agar putrinya makin giat berlatih supaya mahir.
    Tidak semua anak Cina sukses diasuh dengan gaya otoriter. Beberapa anak klien keturunan Cina di biro Psychological Practice pimpinan Kasandra tertekan dengan pola asuh seperti itu. “Mereka memilih kabur dari rumah karena tidak tahan dengan kerasnya didikan orangtua.”
    Akankah pencapaian Amy dijadikan barometer oleh sejumlah orang tua? Sosiolog Erna Karim mengatakan pengekor Amy adalah mereka yang tidak mampu mengonstruksi sendiri cara mendisiplinkan anak. “Orang yang terus mengikuti perkembangan zaman namun tak tahu cara pengasuhan lebih terpengaruh dengan buku-buku seperti Tiger Mom ini,” ungkap Erna.
    Tantangan Masa Kini
    Anak-anak Indonesia masa kini tumbuh dalam fasilitas yang nyaris serba ada. Dengan dukungan ekonomi keluarga yang lebih mapan, mereka mudah mengeksplorasi segala hal. “Dibandingkan dengan lima tahun lalu pun kondisinya sudah berbeda sekali,” ungkap guru Bimbingan Konseling SMP Labschool Kebayoran, Sinthya Bintarti.
    Sementara itu, diperkenalkan oleh tayangan TV dan orang dewasa di lingkungan sekitarnya, anak-anak juga mengenal percintaan di usia yang sangat dini. Anak TK bahkan sudah dapat menyatakan kesukaannya pada lawan jenis. “Tentunya dengan presepsi sesuai usianya,” ujar Sinthya.
    Dukungan fasilitas serta kondisi lingkungan seperti itu mendatangkan masalah tersendiri bagi anak. Kedekatan mereka dengan gadget dan akses internet membuat mereka teramat tergantung dengan teknologi. “Belum saatnya mereka terlalu mengandalkan gadget,” cetus Sinthya.
    Pada usia sekolah, lanjut Sinthya, semestinya anak mencari informasi dari buku bacaan. Mereka harusnya membaca langsung dari sumber primer. Sedangkan, Wikipedia sebetulnya berisi keterangan dari sumber sekunder. ”Kebiasaan mengakses Wiki menurunkan minat baca mereka terhadap buku teks.”
    Lantas, anak-anak sekarang juga berani memasuki dunia pergaulan di dunia maya. Padahal, mereka belum sepenuhnya bisa memilah. “Ada bahaya yang mungkin timbul dari pertemanan dengan orang asing di social media,” kata Sinthya.
    Selain itu, anak juga terlampau sering terpapar dengan tontonan tidak sehat, seperti sinetron. Tayangan tersebut membuat mereka mudah berkata kasar. “Mereka menganggap berkata kasar merupakan bagian yang biasa dalam pergaulan,” ucap Sinthya.
    Di lain sisi, ada komunikasi yang terputus antara orang tua dan anak. Sering kali, ekspektasi anak terhadap orang tuanya gagal tersampaikan secara utuh. “Anak belum selesai mengutarakan harapannya, ayah ibunya sudah keburu memotong,” kata Sinthya.
    Ketika nilai ulangan jelek, misalnya, orang tua tidak mendengar sampai tuntas penyebab versi anak. Padahal, anak membutuhkan dukungan ayah bundanya. “Cobalah untuk menurunkan diri sedikit agar bisa merasakan masalah yang dialami anak,” saran Sinthya.

    (Reiny Dwinanda, wartawan Republika)